Sekilas, cara membuat daftar riwayat hidup terkesan gampang, ya. Kenyataannya, menyusun riwayat hidup, khususnya buat kebutuhan kerja, bisa menyulitkan kalau Rekan Pencaker tak tahu poin-poin penting apa saja yang semestinya dimasukkan. Apalagi riwayat hidup menjadi senjata Rekan Pencaker buat meyakinkan staf HRD sejak kali pertama pindai.
Namun, Rekan Pencaker tak perlu panik, sebab ada sejumlah cara membuat daftar riwayat hidup yang praktis sekaligus dapat menonjolkan keunggulan kalian. Seperti apa saja caranya? Simak di bawah ini, yuk, Rekan Pencaker!
Pakai jenis dan ukuran huruf standar
Di era teknologi canggih seperti sekarang, cara membuat daftar riwayat hidup dengan tulisan tangan sudah ketinggalan zaman. Sebagian besar perusahaan sudah menerima riwayat hidup yang diketik menggunakan komputer. Selain lebih rapi, cara ini juga lebih praktis dan menghemat kertas.
Di sisi lain, Rekan Pencaker juga harus hati-hati saat memilih jenis dan ukuran huruf. Jangan coba-coba pakai yang ‘keriting’ seperti Monotive Corsiva atau kekanakan seperti Comic Sans. Jenis huruf standar dalam cara membuat daftar riwayat hidup yang direkomendasikan mencakup Times New Roman, Arial, dan Calibri dengan ukuran huruf 11-12pt.
Susun riwayat kerja sesuai urutan waktu
Pengalaman kerja adalah salah satu poin utama yang diperhatikan staf HRD. Rekan Pencaker pun harus menyusunnya sesuai urutan waktu, dari paling awal sampai terakhir. Mengapa? Soalnya staf HRD bakal menilai peningkatan atau perkembangan berdasarkan riwayat kerja. Maka dari itu Rekan Pencaker perlu mencantumkan tahun bekerja juga pada cara membuat daftar riwayat hidup.
Pastikan juga Rekan Pencaker mencantumkan deskripsi singkat pada setiap riwayat kerja sebagai cara membuat daftar riwayat hidup. Informasi-informasi yang wajib dicantumkan adalah nama perusahaan, posisi, jobdesc, hingga alamatnya. Jika memungkinkan, tambahkan juga prestasi yang telah Rekan Pencaker capai selama bekerja di sana. Bisa jadi nilai tambah buat staf HRD, lho.
Jangan lupa menulis riwayat pendidikan
Selain perjalanan kerja, latar belakang pendidikan juga patut Rekan Pencaker tulis dalam cara membuat daftar riwayat hidup. Pasalnya, tim HRD membutuhkan informasi tersebut sebagai bagian penilaian. Satu hal yang berbeda dari riwayat pekerjaan, jenjang pendidikan disusun dari yang terakhir Rekan Pencaker tempuh sampai yang paling awal. Misalnya dari universitas dan berakhir di SD.
Jika Rekan Pencaker menimba ilmu sampai bangku universitas, tambahkan prestasi yang pernah diraih dan pengalaman magang yang biasanya diambil menjelang penulisan skripsi. Siapkan juga transkrip IPK, ijazah, dan TOEFL (opsional), lalu scan untuk melengkapi dokumen pada cara membuat daftar riwayat hidup sebagai bahan pertimbangan staf HRD.
Tuliskan keahlian (skill) atau kualifikasi khusus
Informasi apa lagi yang tak boleh Rekan Pencaker dalam cara membuat daftar riwayat hidup? Ya, keahlian (skill) atau kualifikasi khusus! Prioritaskan dulu skill yang menurut Rekan Pencaker sesuai dengan posisi yang diincar. Jangan malu atau bimbang menunjukkan kemampuan tersebut supaya tim HRD tak membuang lamaran kerja Rekan Pencaker.
Punya soft skill lain? Cantumkan juga kalau diperlukan. Karena dalam cara membuat daftar riwayat hidup, keahlian tambahan bisa menjadi kunci Rekan Pencaker menembus tahap seleksi awal. Namun pastikan daftar kemampuan tersebut layak dimasukkan dan meningkatkan peluang Rekan Pencaker dilirik tim HRD, ya.
Cantumkan referensi profesional dan terpercaya
Hal berikutnya yang bisa Rekan Pencaker masukan sebagai cara membuat daftar riwayat hidup adalah referensi profesional dan terpercaya. Apa atau siapa yang masuk ke dalam daftar ini? Mereka adalah orang-orang di luar lingkar pertemanan atau keluarga Rekan Pencaker. Biasanya informasi tersebut akan jadi bukti bahwa Rekan Pencaker memang pernah mencetak prestasi membanggakan.
Rekan Pencaker bisa mencantumkan informasi seperti nomor telepon, alamat rumah atau kantor, dan surel mereka pada cara membuat daftar riwayat hidup. Orang-orang yang termasuk ke dalam referensi profesional bisa manajer divisi Rekan Pencaker saat bekerja di perusahaan lama atau dosen universitas di pembimbing. Intinya sosok-sosok kredibel yang berjasa dalam karier Rekan Pencaker.
Perhatikan struktur kalimat dan pemilihan kata
Pemilihan kata dan struktur kalimat bisa bikin daftar riwayat kerja punya Rekan Pencaker lebih impresif, lho. Pada cara membuat daftar riwayat hidup, akan lebih baik kalau Rekan Pencaker menggunakan kata kerja aktif. Misalnya, kalau Rekan Pencaker sempat bekerja sebagai sekretaris, tulisah ‘menulis surat, menyusun jadwal, dan mengatur pertemuan’ pada deskripsi.
Sebisa mungkin hindari salah tik (saltik) dan ejaan yang salah. Rekan Pencaker bisa memeriksa KBBI (sekarang sudah tersedia kamus versi digitalnya) kalau merasa ragu. Kerapian dalam cara membuat daftar riwayat hidup secara tak langsung memberi kesan bahwa Rekan Pencaker adalah orang yang teliti dan cermat di mata staf HRD.
Cetak memakai kertas baru dan berkualitas
Sudah selesai menerapkan cara membuat daftar riwayat hidup? Nah, sekarang atur agar daftar punya Rekan Pencaker rapi dan layak dicetak. Gunakan kertas baru dan berkualitas supaya informasi yang sudah diketik tak luntur. Pastikan juga tinta printer-nya masih tersedia dan belum mengering, terutama kalau Rekan Pencaker akan mencetak dokumen berwarna.
Bagaimana kalau daftar riwayat kerjanya bisa dikirim lewat surel? Meski tak akan dicetak, pastikan tata letak atau layout-nya sudah rapi, ya. Kemudian, simpan dokumen tersebut dalam format PDF. Kenapa bukan Word? Soalnya, PDF memungkinkan hasil ketikan Rekan Pencaker dalam cara membuat daftar riwayat hidup tetap rapi dan tak berantakan saat dibuka tim HRD.
Contoh kerangka daftar riwayat hidup
Sebagai panduan cara membuat daftar riwayat hidup, berikut ini ada contoh kerangka yang bisa Rekan Pencaker andalkan.
Biodata/profil
Nama lengkap:
Tempat tanggal lahir:
Jenis kelamin:
Agama:
Alamat:
Nomor telepon rumah/ponsel:
Latar belakang pendidikan
Pendidikan formal
1. (tahun angkatan) (nama universitas)
2. (tahun angkatan) (nama SMA/SMK/Madrasah/sederajat)
3. (tahun angkatan) (nama SMP/Madrasah/sederajat)
4. (tahun angkatan) (nama SD/sederajat)
Pendidikan non-formal
(opsional, biasanya berisi kursus atau pelatihan tertentu)
Keahlian/kualifikasi khusus
(urutkan dari yang dibutuhkan sesuai posisi sampai yang sifatnya tambahan)
Pengalaman kerja
(posisi/jabatan kerja)
(tahun lamanya bekerja)
(deskripsi pekerjaan/jobdesc)
Penutup
Kerangka di atas bisa Rekan Pencaker ubah sesuai kebutuhan, kok. Pastikan juga semua informasi yang dimasukkan dalam cara membuat daftar riwayat hidup memang asli dan pernah ditempuh. Kalau sampai ketahuan menipu oleh tim HRD, bukan cuma peluang pekerjaan saja yang bakal melayang. Bisa saja Rekan Pencaker kena blacklist. Jika sudah begini, kemungkinan Rekan Pencaker mendapatkan posisi yang didambakan pun bakal melayang.
Demikian cara membuat daftar riwayat hidup beserta kerangkanya yang bisa Rekan Pencaker terapkan. Semoga dengan uraian di atas Rekan Pencaker dapat menyusun daftar riwayat hidup yang rapi serta mengesankan buat tim HRD. Dengan begitu peluang menempati posisi yang didambakan dapat meningkat.
Good luck!